Hi Mom!
Login/Register di sini
Menu
Home Tentang Kami Ruang Anak Ruang Mom Loyalty Program Berita
7 Alasan Menunda Vaksinasi pada Anak
Mom Suni Maryanti
7 Alasan Menunda Vaksinasi pada Anak Vaksinasi atau imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak Anda tetap sehat dan terlindung dari ancaman penyakit. Namun, banyak orangtua khawatir apakah pemberian vaksin cukup aman jika sang buah hati mengalami pilek, alergi, dan kondisi medis lainnya. Nyatanya, hampir seluruh imunisasi aman bagi kebanyakan anak-anak. Namun, ada beberapa alasan yang mungkin masuk akal bagi para orangtua untuk menunda atau bahkan tidak memberi vaksinasi kepada anak. Untuk keamanan, konsultasikan kepada dokter anak, manakah di antara alasan-alasan di bawah ini yang relevan dengan anak Anda. 1. Mengalami reaksi parah terhadap vaksin sebelumnya Salah satu alasan utama untuk menghindari vaksinasi bagi anak adalah reaksi alergi yang parah terhadap vaksin sebelumnya. Demikian menurut Robert W Frenck, Jr, MD, profesor kesehatan anak di Cincinnati Children Hospital Medical Center, Ohio. Reaksi-reaksi alergi "Hampir tidak pernah terjadi," kata Dr Frenck, tetapi yang muncul bisa berupa gatal-gatal, kesulitan bernapas, atau penurunan tekanan darah. Reaksi serius lain, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan kebingungan, juga termasuk kasus langka yang dilaporkan. 2. Alergi telur Vaksin untuk flu dan virus campak dibuat dalam telur ayam. Namun, pemberian vaksin tersebut masih bisa diberikan kepada anak Anda, bahkan jika ia mengalami alergi telur. "Salah satu cara untuk memberikan vaksin flu kepada anak-anak yang alergi terhadap telur adalah dengan memberikannya dalam dosis yang kecil," kata dr Andrew Hertz, MD, spesialis anak dari University Hospital Rainbow Babies & Children Hospital, di Cleveland. Komite Penasihat untuk Progam Imunisasi di AS baru-baru ini merekomendasikan bahwa orang dengan alergi telur boleh mendapatkan vaksinasi flu. Studi telah mencatat bahwa orang-orang bahkan dengan alergi telur tidak mengalami reaksi terhadap vaksin, mungkin karena jumlah protein telur di dalamnya sangat kecil. 3. Demam tinggi "Jika anak Anda mengalami demam di atas 38,5 derajat celcius, konsultasikan kepada dokter apakah Anda harus menunda vaksinasi," saran dr Hertz. "Anda tidak akan tahu jika demam merupakan efek samping dari vaksin," kata dr Hertz. Namun ia menyarankan, jika Anda menunda vaksinasi karena demam, ingatlah untuk menjadwal ulang. 4. Asma Anak-anak dengan asma atau mengalami gangguan kondisi paru-paru lainnya harus menjadi orang yang terdepan untuk mendapatkan vaksinasi flu setiap tahunnya. Pasalnya, flu bisa menjadi masalah besar bagi mereka dengan gangguan kesulitan bernapas. Namun, Anda harus menghindari jenis vaksin flu nasal (vaksin yang disemprotkan) karena vaksin tersebut mengandung virus hidup; tidak seperti vaksin yang disuntik, yang merupakan virus mati. "Ini mungkin akan menyebabkan serangan asma," kata dr Hertz. 5. Steroid dosis tinggi Jika anak Anda menggunakan kortikosteroid dosis tinggi (yang mematikan reaksi kekebalan terlalu aktif), Anda harus menghindari vaksin virus hidup, termasuk vaksin flu nasal, rotavirus, MMR, varisela (cacar air), dan zoster (herpes), sampai beberapa minggu setelah ia berhenti memakai steroid. Menurut dr Frenck, steroid dosis tinggi biasanya diminum untuk jangka waktu yang relatif singkat untuk mengobati asma atau kondisi lain. Obat ini dapat menurunkan aktivitas sel-sel imun yang melawan infeksi virus. Namun, dosis rendah steroid yang dihirup tidak masalah dalam vaksinasi. 6. Kekebalan tubuh rendah atau kemoterapi Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kemoterapi, atau mereka yang menerima pengobatan imunosupresif untuk penyakit autoimun seperti peradangan usus atau rheumatoid arthritis (RA), juga harus menghindari vaksin virus hidup. Meskipun membunuh, virus vaksin tetap aman dan diperlukan untuk melindungi anak-anak dengan kondisi seperti itu. 7. HIV-positif "Secara umum, anak-anak dengan HIV harus mendapatkan vaksinasi selama sistem kekebalan tubuh mereka tidak terlalu terganggu," kata Ciro Sumaya, MD, profesor dari Texas A&M Health Science Center School of Rural Public Health, College Station. Satu-satunya pengecualian adalah vaksin flu hidup. Jika tidak, asalkan anak dengan HIV memiliki jumlah T-sel dalam rentang yang dapat diterima, maka ia cukup aman untuk dapat menerima vaksin virus hidup, termasuk MMR, varisela, dan rotavirus.
7 Alasan Menunda Vaksinasi pada Anak oleh Mom Suni Maryanti Vaksinasi atau imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak Anda tetap sehat dan terlindung dari ancaman penyakit. Namun, banyak orangtua khawatir apakah pemberian vaksin cukup aman jika sang buah hati mengalami pilek, alergi, dan kondisi medis lainnya. Nyatanya, hampir seluruh imunisasi aman bagi kebanyakan anak-anak. Namun, ada beberapa alasan yang mungkin masuk akal bagi para orangtua untuk menunda atau bahkan tidak memberi vaksinasi kepada anak. Untuk keamanan, konsultasikan kepada dokter anak, manakah di antara alasan-alasan di bawah ini yang relevan dengan anak Anda. 1. Mengalami reaksi parah terhadap vaksin sebelumnya Salah satu alasan utama untuk menghindari vaksinasi bagi anak adalah reaksi alergi yang parah terhadap vaksin sebelumnya. Demikian menurut Robert W Frenck, Jr, MD, profesor kesehatan anak di Cincinnati Children Hospital Medical Center, Ohio. Reaksi-reaksi alergi "Hampir tidak pernah terjadi," kata Dr Frenck, tetapi yang muncul bisa berupa gatal-gatal, kesulitan bernapas, atau penurunan tekanan darah. Reaksi serius lain, seperti demam tinggi, sakit kepala, dan kebingungan, juga termasuk kasus langka yang dilaporkan. 2. Alergi telur Vaksin untuk flu dan virus campak dibuat dalam telur ayam. Namun, pemberian vaksin tersebut masih bisa diberikan kepada anak Anda, bahkan jika ia mengalami alergi telur. "Salah satu cara untuk memberikan vaksin flu kepada anak-anak yang alergi terhadap telur adalah dengan memberikannya dalam dosis yang kecil," kata dr Andrew Hertz, MD, spesialis anak dari University Hospital Rainbow Babies & Children Hospital, di Cleveland. Komite Penasihat untuk Progam Imunisasi di AS baru-baru ini merekomendasikan bahwa orang dengan alergi telur boleh mendapatkan vaksinasi flu. Studi telah mencatat bahwa orang-orang bahkan dengan alergi telur tidak mengalami reaksi terhadap vaksin, mungkin karena jumlah protein telur di dalamnya sangat kecil. 3. Demam tinggi "Jika anak Anda mengalami demam di atas 38,5 derajat celcius, konsultasikan kepada dokter apakah Anda harus menunda vaksinasi," saran dr Hertz. "Anda tidak akan tahu jika demam merupakan efek samping dari vaksin," kata dr Hertz. Namun ia menyarankan, jika Anda menunda vaksinasi karena demam, ingatlah untuk menjadwal ulang. 4. Asma Anak-anak dengan asma atau mengalami gangguan kondisi paru-paru lainnya harus menjadi orang yang terdepan untuk mendapatkan vaksinasi flu setiap tahunnya. Pasalnya, flu bisa menjadi masalah besar bagi mereka dengan gangguan kesulitan bernapas. Namun, Anda harus menghindari jenis vaksin flu nasal (vaksin yang disemprotkan) karena vaksin tersebut mengandung virus hidup; tidak seperti vaksin yang disuntik, yang merupakan virus mati. "Ini mungkin akan menyebabkan serangan asma," kata dr Hertz. 5. Steroid dosis tinggi Jika anak Anda menggunakan kortikosteroid dosis tinggi (yang mematikan reaksi kekebalan terlalu aktif), Anda harus menghindari vaksin virus hidup, termasuk vaksin flu nasal, rotavirus, MMR, varisela (cacar air), dan zoster (herpes), sampai beberapa minggu setelah ia berhenti memakai steroid. Menurut dr Frenck, steroid dosis tinggi biasanya diminum untuk jangka waktu yang relatif singkat untuk mengobati asma atau kondisi lain. Obat ini dapat menurunkan aktivitas sel-sel imun yang melawan infeksi virus. Namun, dosis rendah steroid yang dihirup tidak masalah dalam vaksinasi. 6. Kekebalan tubuh rendah atau kemoterapi Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat kemoterapi, atau mereka yang menerima pengobatan imunosupresif untuk penyakit autoimun seperti peradangan usus atau rheumatoid arthritis (RA), juga harus menghindari vaksin virus hidup. Meskipun membunuh, virus vaksin tetap aman dan diperlukan untuk melindungi anak-anak dengan kondisi seperti itu. 7. HIV-positif "Secara umum, anak-anak dengan HIV harus mendapatkan vaksinasi selama sistem kekebalan tubuh mereka tidak terlalu terganggu," kata Ciro Sumaya, MD, profesor dari Texas A&M Health Science Center School of Rural Public Health, College Station. Satu-satunya pengecualian adalah vaksin flu hidup. Jika tidak, asalkan anak dengan HIV memiliki jumlah T-sel dalam rentang yang dapat diterima, maka ia cukup aman untuk dapat menerima vaksin virus hidup, termasuk MMR, varisela, dan rotavirus.
Mom Vonny Kurniati
Mom Vonny Kurniati
thanks infonya
Mom Henny Haniaty
Mom Henny Haniaty
ternyata vaksin bisa ditunda ya
Mom Stefani Arman
Mom Stefani Arman
Good info :)
Mom Sri Utami Saroh
Mom Sri Utami Saroh
Terima kasih mom atas infonya, sangat bermanfaat sekali
Mom Sri Puji Rahmawati
Mom Sri Puji Rahmawati
thanks infonya bunda cantik
Mom Siti Rosyana
Mom Siti Rosyana
Hmm br baca nih..thx infonya
Mom Siti Rosyana
Mom Siti Rosyana
Ternyata ada yg ditunda ya
Mom Zumratul Ula
Mom Zumratul Ula
Harus rutin imunisasi ne bun
Mom Zumratul Ula
Mom Zumratul Ula
makasi infonya
Mom Andriana Arih M
Mom Andriana Arih M
Infonya lengkap ya
Mom Siti Rosyana
Mom Siti Rosyana
Iya si adek kmren juga sempat nunda vaksinasi
Mom Sri Puji Rahmawati
Mom Sri Puji Rahmawati
nunda vaksinasi karena sakit, asal gk terlalu lama, si kecil dolo jg pernah
Mom Sri Puji Rahmawati
Mom Sri Puji Rahmawati
terima kasih infonya mom
Mom Dewi De
Mom Dewi De
info yang menarik
Mom Yun Eninggar
Mom Yun Eninggar
pro dan kontra vaksinasi
Mom Mamanya Chrisna
Mom Mamanya Chrisna
Thanks artikelnya
Mom Lo Lie Cu
Mom Lo Lie Cu
Tq sharingnya
Login dulu ya mom di sini sebelum memberi komentar
Login/Register di sini
Komentar Terbaru
padaTak Hanya Menghibur, Ide... oleh Mom Yeni Setiyawati
padaCara Seru Libatkan Anak... oleh Mom Yeni Setiyawati
padaJangan Asal Marah,... oleh Mom Yeni Setiyawati
artikel & Tips
03 Dec 2013
Ketika mom merasa ada yang salah atau perkembangan buah hati tidak normal, segeralah berkonsultasi kepada dokter anak. Lalu dokter akan melakukan...
Selengkapnya
Lihat Semua Artikel & Tips